Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat
karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang ibu yang
tinggal jauh 250 km darinya. Begitu keluar dari mobilnya,
ia melihat seorang gadis kecil berdiri trotoar jalan sambil menangis
tersedu-sedu. Pria itu menanyainya kenapa dan dijawab oleh
gadis kecil, "Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah
untuk ibu saya. Tapi saya cuma punya uang lima ratus saja,
sedangkan harga mawar itu seribu."
Pria itu tersenyum dan berkata, "Ayo ikut, aku akan
membelikanmu bunga yang kau mau." Kemudian ia membelikan gadis
kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesankan
karangan bunga untuk dikirimkan ke ibunya.
Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk
mengantar gadis kecil itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu
melonjak gembira, katanya, "Ya tentu saja. Maukah anda
mengantarkan ke tempat ibu saya?"
Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjukkan
gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum, dimana lalu gadis kecil
itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih
basah.
Melihat hal ini, hati pria itu menjadi tergugah dan teringat
sesuatu. Bergegas, ia kembali menuju ke toko bunga tadi dan
membatalkan kirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang
dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh
250 km menuju rumah ibunya
Sunday, 22 August 2010
FRIENDS (Bersyukur)
Sahabat adalah hadiah dari Yang Di Atas buat kita. Seperti hadiah, ada yang bungkusnya bagus dan ada yang bungkusnya jelek. Yang bungkusnya bagus punya wajah rupawan, atau kepribadian yang menarik. Yang bungkusnya jelek punya wajah biasa saja, atau kepribadian yang biasa saja, atau malah menjengkelkan. Seperti hadiah, ada yang isinya bagus dan ada yang isinya jelek. Yang isinya bagus punya jiwa yang begitu indah sehingga kita terpukau ketika berbagi rasa dengannya, ketika kita tahan menghabiskan waktu berjam-jam saling bercerita dan menghibur, menangis bersama, dan tertawa bersama. Bagaimana bisa kita mengharapkan seseorang yang terluka lututnya berlari bersama kita? Bagaimana bisa kita mengajak seseorang yang takut air berenang bersama? Luka di lututnya dan ketakutan terhadap airlah yang mesti disembuhkan, bukan mencaci mereka karena mereka tidak mau berlari atau berenang bersama kita. Mereka tidak akan bilang bahwa "lutut" mereka luka atau mereka "takut air", mereka akan bilang
Labels:
renungan
Subscribe to:
Posts (Atom)